Sabtu, 22 Oktober 2011

Sudah Benarkah Pendidikan di Sekolah Dasar???

Sekolah Dasar bisa dikatakan jenjang pendidikan pertama anak membentuk kepribadiannya. Walaupun sebelum sekolah dasar ada jenjang lagi yakni PAUD dan Taman kanak-kanak, tapi saya rasa yang memberikan pengaruh lebih besar pada kepribadian dan skill seorang anak adalah di jenjang sekolah dasar. Sebab, di sekolah dasar inilah anak bergaul, bersosialisasi dalam lingkup yang lebih luas dan komunitas yang lebih kompleks. Mereka mulai mengenal miniatur masyarakat, merka mulai belajar bagaimana harus beradaptasi, bagaimana harus mulai belajar berpikir rasional dan lain sebagainya.

Seperti yang saya katakan tadi, sebelum di sekolah dasar ada yang namanya pendidikan di Taman Kanak-Kanak. Pendidikan di sini diperuntukkan untuk anak usia 4-6 tahun. Pada tahap ini menurut Peaget (seorang ahli psikologi perkembangan anak) anak hanya memahami hal-hal kongkret dan tidak bisa memahami hal-hal abstrak ataupun operasi mental (pemikiran yang maju mundur, misal : 2x6=12, sebaliknya 12:6=2), namun kemudian ia dikejutkan dengan fakta yang ada bahwa anak-anak memiliki pemahaman yang lebih baik dari yang di perkirakannya. Apabila kita mau memperhatikan dengan cermat, sesungguhnya semua anak pada tahap ini, mempunyai pemahaman, kemampuan dan mental yang luar biasa, yang kemudian lebih dikenal dengan masa keemasan atau golden age. Misalnya, saat seorang guru memberikan suatu pertanyaan maka anak-anak pada tahapan ini saling berebut untuk menjawab pertanyaan, saat seorang guru memberikan peluang waktu untuk bertanya maka anak-anak pun berebut untuk bertanya. Tidak ada rasa minder, takut salah atau lain sebagainya, mental mereka sungguh luar biasa.

Namun demikian, jika kita perhatikan lebih lanjut dari jenjang yang rendah menuju jenjang yang lebih tinggi maka, anda akan menemukan suatu grafik negatif yang seharusnya tidak boleh terjadi. Mental dan kreatifitas anak pada jenjang yang lebih tinggi cnderung menurun. Sehingga kemungkinan keaktifan anak di taman kanak-kanak seperti yang saya ceritakan tadi tidak akan kita temui di sekolah dasar. Nah, inilah yang menjadi pertanyaan besar mengapa terjadi seperti ini? Sebenarnya ini semua tidak luput dengan sistem serta strategi pembelajaran yang diterapkan.
Pada dasarnya memang sekolah mempunyai tanggung jawab terhadap perkembangan anak didik. Oleh karena itu, agar ini dapat tercapai, sistem dan strategi yang diterapkan juga harus sesuai. Agar anak-anak dapat belajar dengan nyaman, betah, dan senang. Sistem dan strategi yang tepat pasti akan melahirkan sekolah yang efektif, yaitu sekolah yang dapat meningkatkan kemampuan, ketrampilan, mental, kepribadian, dan kepercayadirian bukan justru sebaliknya.
Andaikan setiap sekolah dari jenjang rendah ke janjang yang lebih tinggi mampu menerapkan hal ini, maka kemungkinan besar grafik negatif itu akan berbalik menjadi grafik positif, dimana siswa menjadi lebih percaya diri, berkompeten, dan aktif pada jenjang-jenjang berikutnya. Bagaimanapun juga anak-anak inilah yang nantinya akan menggatinkan para golongan tua, oleh karena itu, maju atau tidaknya kualitas anak Indonesia akan sangan berpengaruh pada maju tidaknya negara Indonesia ini di masa yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar