Tulisan ini berawal
dari keresahan saya saat menatap kondisi negara dan bangsa Indonesia. saya
masih ingat betul ketika guru saya, sewaktu di sekolah dasar, di madrasah
tsanawiyah dan guru sejarah saya di madrasah Aliyah, yang menceritakan sejarah
kemerdekaan Indonesia. Bahwa Indonesia merdeka bukan karena kebetulan tapi
karena kerja keras para pahlawan yang tanpa mengenal rasa takut melawan para
penjajah yang datang ke-Indonesia. Saat ini pengetahuan tersebut meluas dengan
adanya hari santri dimana banyak data-data terungkap bahwa para Kyai dan santri
juga sangat berperan dalam kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Bahkan
setelah proklamasi kemerdekaan Negera Indonesia dikumandangkan masih banyak
pertempuran antara bangsa Indonesia dan pihak-pihak asing yang ingin mengusik
kemerdekaan Negara Indonesia.
Pemikiran, jiwa, raga, harta dan keluarga rela untuk dikorbankan hanya untuk mencapai keinginan mulia yakni Indonesia Merdeka dengan seutuhnya. Sehingga orientasi pemerintah hanya untuk Indonesia Jaya dan rakyat makmur sentosa, sebagaimana yang termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Andaikan pada waktu itu para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Negara Indonesia bersikap pragmatis maka kemungkinan Indonesia belum merdeka hingga saat ini. Sebab, menjalin koalisi dengan pihak asing untuk mendapatkan kedudukan dan peran strategis dalam kehidupannya.
Jauh berbeda
dengan kondisi pemerintahan Indonesia saat ini yang dekat dengan praktek
pragmatis. Melakukan hubungan kerjasama dengan negara lain bukan untuk
memperkuat negara dan bangsa Indonesia melainkan untuk kepentingan pribadi atau
golongannya, tanpa memperhatikan dampak negative yang muncul. Produk hukum yang
dibuat oleh pemerintah Indonesia juga begitu terbuka, memberikan ruang terbuka
untuk menafsirkannya, sehingga tidak heran bila produk hukum di Indonesia
sering digunakan tameng pertahanan diri dan tidak dapat menyelesaikan
problematika hukum.
Saya teringat
akan kisah yang dituliskan oleh Mahfudz MD beberapa hari yang lalu. Ada berita
empat orang polisi Indonesia menangkap nelayan negara Jiran yang menyeberangi
batas laut dan mencuri ikan di perairan Indonesia. Tetapi sebelum Tim polisi
air Indonesia mencapai daratan Indonesia tiba-tiba kapal polisi Indonesia di
kejar oleh kapal patrol negara Jiran yang lebih canggih. Polisi yang menangkap
pencuri tersebut justru ditangkap polisi Negara Jiran di perairan Indonesia
sendiri dan dibawa ke Ibukota Negara Jiran. Mengherankan kasus tersebut hanya diselesaikan
secara damai, polisi Indonesia dipulangkan tetapi pencuri Ikan yang merupakan
warga Negara Malaysia juga tidak diberi sanksi hukum.
Indonesia
Negara yang Kaya, setidaknya kita sadar kalau Indonesia kaya dan dapat
mengelola kekayaan tersebut. Agar tidak semakin banyak kekayaan alam Indonesia
yang diambil, asset negara Indonesia yang dirampas, dan tidak semakin banyak
usaha-usaha milik negara yang dijual dengan system obralan. Meningat peristiwa
tanggal 28 Oktober 1928, dimana dengan semangat menyala-nyala seluruh pemuda di
Indonesia berkumpul untuk memikirkan kemerdekaan Indonesia sehingga tercetuslah
visi bersama yang tertera dalam isi sumpah pemuda sebagai sumpahnya para pemuda
di masa itu. Sumpah pemuda yang dideklarasikan di tahun 1928, menurut saya
adalah sumpah turun temurun untuk seluruh pemuda Indonesia di sepanjang Zaman.
Dengan kata lain perjuangan pemuda-pemudi Indonesia harus terus dikobarkan
sebagai upaya memperkuat negara dan bangsa Indonesia.
Meski dalam
istilah nasional tanggal 28 disebut tanggal sumpah pemuda, bukan berarti pemudi
atau kaum perempuan tidak mempunyai tugas apa-apa dalam kemajuan Negeri ini.
Sebab laki-laki dan perempuan mempunyai kewajiban dan hak yang sama dalam
kedudukannya sebagai warga negara. Sekecil apapun upaya yang dilakukan untuk
kemajuan Negara Indonesia pasti akan mempunyai pengaruh positif. Sebab
Indonesia bagian dari kita bukan sebaliknya. Oleh karena itu, masalah yang
dialami Negara Indonesia juga menjadi masalah kita bersama. Berjuang untuk
Negara Indonesia dengan posisi dan peran hidup masing-masing. Bangkit
Indonesiaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar