Rabu, 28 Oktober 2015

Masihkah Indonesia berdaulat

Hasil gambar untuk Indonesia

Tulisan ini berawal dari keresahan saya saat menatap kondisi negara dan bangsa Indonesia. saya masih ingat betul ketika guru saya, sewaktu di sekolah dasar, di madrasah tsanawiyah dan guru sejarah saya di madrasah Aliyah, yang menceritakan sejarah kemerdekaan Indonesia. Bahwa Indonesia merdeka bukan karena kebetulan tapi karena kerja keras para pahlawan yang tanpa mengenal rasa takut melawan para penjajah yang datang ke-Indonesia. Saat ini pengetahuan tersebut meluas dengan adanya hari santri dimana banyak data-data terungkap bahwa para Kyai dan santri juga sangat berperan dalam kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Bahkan setelah proklamasi kemerdekaan Negera Indonesia dikumandangkan masih banyak pertempuran antara bangsa Indonesia dan pihak-pihak asing yang ingin mengusik kemerdekaan Negara Indonesia.

Pemikiran, jiwa, raga, harta dan keluarga rela untuk dikorbankan hanya untuk mencapai keinginan mulia yakni Indonesia Merdeka dengan seutuhnya. Sehingga  orientasi pemerintah hanya untuk Indonesia Jaya dan rakyat makmur sentosa, sebagaimana yang termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Andaikan pada waktu itu para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Negara Indonesia bersikap pragmatis maka kemungkinan Indonesia belum merdeka hingga saat ini. Sebab, menjalin koalisi dengan pihak asing untuk mendapatkan kedudukan dan peran strategis dalam kehidupannya. 
Jauh berbeda dengan kondisi pemerintahan Indonesia saat ini yang dekat dengan praktek pragmatis. Melakukan hubungan kerjasama dengan negara lain bukan untuk memperkuat negara dan bangsa Indonesia melainkan untuk kepentingan pribadi atau golongannya, tanpa memperhatikan dampak negative yang muncul. Produk hukum yang dibuat oleh pemerintah Indonesia juga begitu terbuka, memberikan ruang terbuka untuk menafsirkannya, sehingga tidak heran bila produk hukum di Indonesia sering digunakan tameng pertahanan diri dan tidak dapat menyelesaikan problematika hukum.
Saya teringat akan kisah yang dituliskan oleh Mahfudz MD beberapa hari yang lalu. Ada berita empat orang polisi Indonesia menangkap nelayan negara Jiran yang menyeberangi batas laut dan mencuri ikan di perairan Indonesia. Tetapi sebelum Tim polisi air Indonesia mencapai daratan Indonesia tiba-tiba kapal polisi Indonesia di kejar oleh kapal patrol negara Jiran yang lebih canggih. Polisi yang menangkap pencuri tersebut justru ditangkap polisi Negara Jiran di perairan Indonesia sendiri dan dibawa ke Ibukota Negara Jiran. Mengherankan kasus tersebut hanya diselesaikan secara damai, polisi Indonesia dipulangkan tetapi pencuri Ikan yang merupakan warga Negara Malaysia juga tidak diberi sanksi hukum. 
Indonesia Negara yang Kaya, setidaknya kita sadar kalau Indonesia kaya dan dapat mengelola kekayaan tersebut. Agar tidak semakin banyak kekayaan alam Indonesia yang diambil, asset negara Indonesia yang dirampas, dan tidak semakin banyak usaha-usaha milik negara yang dijual dengan system obralan. Meningat peristiwa tanggal 28 Oktober 1928, dimana dengan semangat menyala-nyala seluruh pemuda di Indonesia berkumpul untuk memikirkan kemerdekaan Indonesia sehingga tercetuslah visi bersama yang tertera dalam isi sumpah pemuda sebagai sumpahnya para pemuda di masa itu. Sumpah pemuda yang dideklarasikan di tahun 1928, menurut saya adalah sumpah turun temurun untuk seluruh pemuda Indonesia di sepanjang Zaman. Dengan kata lain perjuangan pemuda-pemudi Indonesia harus terus dikobarkan sebagai upaya memperkuat negara dan bangsa Indonesia. 
Meski dalam istilah nasional tanggal 28 disebut tanggal sumpah pemuda, bukan berarti pemudi atau kaum perempuan tidak mempunyai tugas apa-apa dalam kemajuan Negeri ini. Sebab laki-laki dan perempuan mempunyai kewajiban dan hak yang sama dalam kedudukannya sebagai warga negara. Sekecil apapun upaya yang dilakukan untuk kemajuan Negara Indonesia pasti akan mempunyai pengaruh positif. Sebab Indonesia bagian dari kita bukan sebaliknya. Oleh karena itu, masalah yang dialami Negara Indonesia juga menjadi masalah kita bersama. Berjuang untuk Negara Indonesia dengan posisi dan peran hidup masing-masing. Bangkit Indonesiaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar