Rabu, 09 Juli 2014

Kurikulum 2013???



By : Uswatun Hasanah
Banyak tenaga pendidik baik di sekolah, madrasah dan perguruan tinggi, atau bahkan mahasiswa di sector pendidikan membicarakan kurikulum baru pendidikan Indonesia yakni kurikulum 2013. Namun tidak menutup kemungkinan ada yang belum mengetahui secara pasti pola piker yang seperti yang ada di kurikulum 2013 dan apa yang membedakannya. Baiklah kita akan bahas 1/1.
Pertama pola pikir, pola pikir kurikulum KTSP dapat dianalogikan sebagai berikut :
Analisanya, konsep terhadap apa yang ingin dicapai baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik sebenarnya sudah bagus, namun keanekaragaman yang tidak terintegrasi secara proporsional membuahkan hasil yang tidak seimbang seperti gambar di atas, sehingga perlu adanya perbaikan guna menyeimbangkan kompetensi yang satu dengan kompetensi yang lain dan daerah yang satu dengan yang lain. Dan inilah kemudian yang menjadi pola piker kurikulum 2013, seperti analogi gambar berikut ;
Analisanya, setiap kompetensi yang ingin dicapai dalam pendidikan Indonesia mempunyai karakter yang berbeda, ciri-ciri yang berbeda dan fungsi yang berbeda. Namun apabila semuanya diintegrasikan dengan baik sesuai dengan budaya maupun kondisi solah dan madrasah maka akan melahirkan suatu produk baru yang seimbang dan fungsional, seperti gambar baju di atas.
Yang menarik dari konsep pendidikan kurikulum 2013 adalah siswa datang ke sekolah bukan untuk diajari apa, tapi siswa dating ke sekolah untuk ingin bisa apa. Inilah salah satu revolusi konsep pendidikan yang dinilai apik, namun menurut saya masih belum bisa dikatakan baik bila belum ada data yang benar-benar menunjukkan adanya perubahan baik dari revolusi ini secara konkret.
Secara substansial penyeimbangan soft skill dan hard skill dalam kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :


 





Dari Skema tersebut dapat disimpulkan bahwa pada kurikulum 2013 pemerintah menginginkan adanya pemantapan sikap (attitude) dan ketrampilan (skill). Sebab pemerintah menilai anak yang berada di sekolah dasar bukan materi yang muluk-muluk yang mereka perlukan, namun sikap dan ketrampilan lah yang benar-benar harus ditanamkan sejak dini. Ini merupakan wujud antisipasi pemerintah terhadap putra-putri Indonesia yang belum mempunyai kesempatan untuk meneruskan pendidikannya di bangku SMP/MTS atau SMA/MA.  Sehingga paling tidak dengan skill yang telah ditanamkan di SD dapat membantu mereka mengarungi kehidupan selanjutnya.
Yang menjadi pertanyaan skill seperti apa yang dapat membuat siswa-siswi yang terputus pendidikannya hanya sampai sekolah dasar untuk dapat mengarungi kehidupan yang baik?? Ini yang belum saya temukan jawabannya.
Secara ringkas yang menjadi perbedaan utama dalam kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah pada rumus 4 2 5 2.
4 : Standar Kelulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian
2 : Scientfic approach and authentic assessment
5 : Langkah pembelajaran yang meliputi mengamati, menanya, eksperiment, asosiasi dan mengkomunikasikan
2 : KI Spiritual dan Social
Untuk itu niat ini tentu harus di dukung oleh seua pihak demi terwujudnya Indonesia yang Merdeka seutuhnya, Indonesia yang mandiri tanpa regulasi Negara lain, dan Indonesia yang bermartabat. Dengan kurikulum 2013 guru harus bisa mewujudkan pelajar yang mampu untuk belajar.
Hidup Indonesiaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar